Leaving on a jet plane

Hiks, Mama Poet dan Dira sudah ditinggal Papa Poet pergi ke Paiton-Probolinggo.

Yup, last night Papa Poet took a late flight of Sriwijaya Air to Surabaya. Very late flight! (soalnya seharusnya take off jam 20.00, eh delay jadi 21.45… kasihan yah Papa!)

Yang lebih kasihan lagi, si Papa ambil flight malam karena berharap Mamanya bisa ikut antar ke bandara setelah pulang kantor. Dan ternyata? Mama Poet berhalangan karena harus proof print ke Master Label sampai jam 18.00. Huuuu… sebel deh sama tugas dari kantor ini! Untungnya, ada perwakilan Mama yang mengantarkan Papa ke bandara, Dira Poet… hehehe…

Papa Poet akhirnya mengajak Dira juga ke bandara, tentunya bersama dengan Oom Buduk dan Mbak Mis. Sementara Mama Poet terluntang-lantung di ruang tunggu Master Label dengan gelisah sambil berharap label kedua selesai naik cetak jam 16.00. Secara naluri sih sudah menyangka kalau hal ini tidak mungkin. Ya iyalah… baru juga selesai cetak label pertama jam 14.00, belum cuci plat cetak, bersihin mesinnya, stabilin warna awal de el el… Ppff… pathetic indeed!

Ah sudahlah! Pokoknya per tadi malam, Dira dan Mama bobok berduaan lagi setelah sebulan lebih bobok bertigaan di satu ranjang dengan Papanya. Jujur aja sih.. enak banget! Secara ranjangnya jadi jauh lebih lega. Tapi yah sedih juga karena akan lumayan lama sebelum kita berdua bergabung dengan Papa di Paiton.

Eh, ngomong-ngomong kemarin Mamanya dapat undangan interview di salah satu perusahaan darah tali pusat. Perusahaan dan posisinya lumayan bikin ngiler. Sayangnya, Mama Poet terpaksa harus menolaknya karena sudah ada rencana buat pindah ke Paiton kan. Hiks, coba mereka telpon Mama sekitar 3-4 bulan yang lalu (sebelum Papa buat keputusan menerima job di Paiton), mungkin Mama Poet langsung mupeng dan say “YES! I will come for the interview! Absolutely!” *sigh mode on… secara pengen banget cabut dari perusahaan tahu tempe ini*

Kenapa ditolak tawaran interviewnya dan bukannya dicoba? Alasan pertama adalah kalau sempat Mama interview dan sampai pada tahap salary offer (yg pasti jauh lebih tinggi dari sekarang), waks… Mama pasti akan sangat mupeng banget sehingga bisa jadi batal ikut ke Paiton dan buntutnya adalah Papa Poet akan sedih. Alasan kedua, posisi dan salary lebih bagus pasti akan membuat Mama Poet menjadi lebih sibuk (pergi pagi, pulang malam) sehingga Dira Poet menjadi terlantar dan seharian sama Mbak Mis. Hahhhhh ngebayangin aja anak Mama jadi anak si Mbak (hampir full 24h?), pfff… enggak deh! Alasan ketiga, cita-cita Mama memang bukan jadi wanita karir (hehe mau punya duit banyak tapi gak mau kerja keras di kantoran.. susyah yah?).

Haduhhh kenapa jadi melenceng yah ceritanya dari topik. Anyway, hari ini Papa Poet sudah sampai di Paiton dan mulai menempati rumah dinasnya. Sejauh ini informasi soal rumah sih baru 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang makan, ruang tamu dan kamar tidur. Hubungan ponsel berjalan dengan lancar buat nomor 0888… (masa balik GSM lagi yah?).

So, besok Mama Poet akan ngepak baju-baju Papa Poet ke kardus dan dikirim via Tiki. Soalnya kemarin dia cuma bawa 1 koper buat 1 minggu.

We’re gonna miss you Papa! Hopefully we will be able to visit you on new year holiday (semoga rejekinya ada buat jalan-jalan ke sana).